INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA
KOSGORO 1957
PRAKTIK
HUMAN RELATION
DALAM
DUNIA KERJA
DISUSUN
OLEH :
WITRI
APRIYANI
03201340036
HUMAN
RELATION
FAKULTAS
ILMU SOSOAL POLITIK
TAHUN
AJARAN 2016/2017
Assalam
mu’alaikum wr. wb.
Segala
puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT karena dengan karunia-Nya
yang telah membimbing manusia dengan petunjuk-petunjuk-Nya, sebagaimana
terkandung dalam Al-qur’an dan Al-hadist, petunjuk menuju kejalan yang lurus
dan jalan yang ridhoi-Nya dan kami bersyukur kepada-Nya yang telah memudahkan
kami dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul “HUMANS
RELATIONS DALAM DUNIA KERJA”
Shalawat
berserta salam dihanturkan pada kejunjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk
tegaknya syi’ar islam, yang pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih terasa.
Akan
tetapi didalam makalah ini, saya menyadari masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam menyusun makalah ini, oleh karena itu saya
mengahrapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini, kami ucapkan
terimakasih.
Wassalam
mu’alaikum wr. wb.
Jakarta, 1 November 2016
Pemakalah
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dengan berkembangnya psikologi ilmiah modern pada
pertengahan abad ke-19, kaitan antara dua unsur itu memperoleh arti baru yang
spesifik. Study mengenai motivasi manusia ketika itu sangat dipengaruhi oleh
karya-karya biolog inggris, Charles Darwin, bahwa manusia dianggap sebagai
makhluk yang terlibat dalam pergulatan keras dengan alam untuk bisa bertahan
hidup. Dari pergumulan keras tersebut, diasumsikan bahwa manusia memiliki
hasrat atau keinginan yang kuat untuk tetap hidup.
Human relations adalah membina
hubungan lewat sebuah komunikasi persuasif secara interaktif yang menginginkan
kepuasan antara kedua belah pihak. Baik itu dalam segala bidang kehidupan
ataupun sebatas dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Keith
Davis mengemukakan bahwa “Human relatios at work” adalah interaksi
antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi
kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu
kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi
untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi,
psikologis, dan sosial.
Secara sempit human relations hanya
terjadi dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan untuk menggugah
gairah kerja dengan semangat kerjasama yang produktif serta berbahagia hati.
Dalam hubungannya dengan manajemen sumber daya manusia, komunikasi yang dalam
hal ini human relations bukan hanya sekedar pengiriman dan penerimaan pesan,
tetapi lebih jauh dari itu. Human relations bertujuan mengembangkan potensi
sumber daya manusia. Dengan tujuan tersebut, pengembangan potensi seseorang
dalam suatu pemerintahan tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi
dan prestasi kerja seseorang. Mereka yang termotivasi dengan baik akan
memberikan konstribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.
Dengan asumsi dasar inilah, kami
dari kelompok I akan mengemukakan tentang motivasi dalam human
relations, yang kami rangkai dalam beberapa rumusan masalah.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
Itu Human Relations Sebagai Kegiatan Komunikasi ?
2.
Bagaimana
cara memotivasi karyawan ?
3.
Apa saja faktor
penghambat Human Relation dalam lingkungan kerja
Praktik Human Relation dalam dunia kerja
Human relations merupakan salah satu
unsur penting bagi keberhasilan komunikasi baik dalam komunikasi antar personal
maupun dalam komunikasi kelompok dan dalam public relations. Bahkan human
relations juga sangat penting bagi seorang pemimpin yang sehari-harinya banyak
melakukan komunikasi baik vertical maupun horizontal. Di dalam pergaulan
sehari-hari antara individu dengan individu, baik dalam lingkungan kecil maupun
lingkungan besar human relations merupakan factor penting.
Di Negara-negara yang sudah maju
human relations semakin mendapat perhatian para manajer dalam organisasi
apapun, karena semakin diasakan pentingnya dalam rangka memecahkan berbagai
masalah yang menyangkut factor manusia dalam manajemen. Benturan-benturan
psikologis dan konfli-konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan
organisasi sering terjadi. Bukan saja antara manajer dengan karyawan tetapi
juga antara karyawan dengan karyawan, yang benar-benar mengganggu jalannya roda
organisasi dalam mencapai tujuannya. Human relations juga dirasakan pentingnya
oleh para manajer untuk menghilangkan luka-luka aibat salah komunikasi
(mis-communication) dan salah interpretasi (mis-interpretation) yang terjadi
antar manajer beserta karyawannya dengan public di luar organisasi.
Ciri hakiki human relations bukan
“human” dalam pengertian wujud manusia (human being), melainkan dalam makna
proses rohaniah yang tertuju pada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat,
perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat
pada diri manusia. Human relations dapat dilakukan atau terjadi dalam segala
situasi dan dalam semua bidang kehidupan serta terhadap siapa saja.
PENGERTIAN
HUMAN RELATION
Human relations adalah komunikasi.
Komunikasi adalah penggerak didalam organisasi. Istilah komunikasi berasal dari
perkataan Latin “communicatio” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran
pikiran”. Komunikasi antar manusia (human communication) atau komunikasi sosial
(social communication), komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam
kehidupan masyarakat. Komunikasi penting bagi manusia, sebab tanpa komunikasi
tidak akan terjadi interaksi dan tidak ada saling tukar pengetahuan dan
pengalaman. Peradaban dan kebudayaan, perkembangan masyarakat, dan kemajuan
teknologi tidak mungkin terjadi tanpa kominikasi antar manusia, baik dalam
lingkungan suatu bangsa maupun antar bangsa.
Telah
disinggung di muka bawa komunikasi adalah penyampaian pikiran atau perasaan
oleh seseorang kepada orang lain. Proses penyampainnya berlangsung pada umumnya
menggunakan bahasa.
Bahasa adalah lambang yang mewakili sesuatu,
baik yang berwujud, maupun yang tidak berwujud; dengan lain perkataan: baik
yang konkrit maupun abstrak. Jika komunikasi menggunakan bahasa disebut
komonikasi verbal (verbal communication), maka komunikasi menggunakan lambang
yang bukan bahasa dinamakan komunikasi non verbal (non verbal communication)
PengertianHuman Relation Menurut Beberapa Pakar
- Cabot dan Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
- H.Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
- Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
- Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu: (1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; (2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut
UNSUR-UNSUR
HUMAN RELATION
Komunikan
Komunikan
adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikator ketika
menyampaikan
pesan.
Media
Media
adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan
.
Efek
Efek
adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari
komunikator. Jadi efek adalah akibat dari proses kominikasi. Efek
diklasifikasikan menjadi efek kognitif jika menyangkut pikiran atau nalar
Bagaimana Berlangsungnya Komunikasi dalam Manajemen?
Pertama-tama
yang perlu difahami oleh manajemen adalah berlangsungnya komunikasi secara umum
dalam manajemen. Komunikasi dalam manajemen atau disingkat menjadi komunikasi
manajemen, meliputi dua bagian. Perama adalah komunikasi internal dan yang
kedua adalah komunikasi eksternal.
Peran Human Relation dalam Hubungan
Internal
Human Relation adalah kegiatan
rohaniah, yaitu kegiatan rohaniah yang menyangkut watak, sifat, perangai,
kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju kepuasan hati, proses ini
berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam komunikasi antar
personal yang bersifat dialogis. Sehingga, masing-masing mengetahui, sadar dan
merasakan efeknya. Jika semuanya merasa senang maka kegiatan human relation
yang dibangun berhasil, namun. Jika tidak menimbulkan rasa puas maka kegiatan
human relation itu gagal. Untuk mempraktekan human relation, seorang pemimpin
perlu mempelajari sifat tabiat karyawan, juga tingkah laku mereka dalam hidup
berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak hanya mempunyai kemampuan
vegetatif (makan, minum dan berkembang biak), Kemampuan sensitif (bergerak,
mengamati, bernafsu dan berperasaan) dan juga kemampuan intelektif (memiliki
hasrat dan kecerdasan), tetapi sifat-sifat rohaniah dan jasmaniah turut
membentuk jiwa, sifat dan tingkah lakunya.
Sebagaimana manusia pada umumnya, para
karyawan juga terdiri dari orang-orang extravert, ambivert dan introvert dengan
kebiasan-kebiasan berpikir dan berperasaan yang berbeda. Hal ini penting untuk
diketahui pimpinan manajer dan eksekutif. Dengan demikian para pemimpin dapat
memahami mengapa seorang karyawan memiliki sifat tabiat tertentu, dan ini akan
memudahkan memecahkan masalah yang dihadapi karyawan. Masalah yang dihapadi
oleh karyawan baik dirumah maupun ditempat kerja akan mempengaruhi
produktivitas karyawan tersebut. Dengan kemampuan human relation yang baik
seorang pimpinan akan dapat memecahkan masalah para karyawannnya.
Kunci aktivitas Human Relation
adalah motivasi, motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang
atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi,
motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak atau menggerakan seseorang
atau diri sendiri untuk bertindak dalam rangkat mencapai suatu tujuan, jika
seorang pimpinan memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan giat, harus
berdasarkan kebutuhan para karyawan yang memuaskan, yaitu kebutuhan akan upah
yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan dan cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya sehari-hari, penghargaan atas pekerjaannya dan lain
sebagainya,
Pemimpin dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas karyawan dan mengkooperasikan hasrat-hasrat mereka untuk dapat bekerja bersama-sama, dalam hal ini komunikasi memegang peranan penting,
Pemimpin dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas karyawan dan mengkooperasikan hasrat-hasrat mereka untuk dapat bekerja bersama-sama, dalam hal ini komunikasi memegang peranan penting,
Human Relation seperti dijelaskan
diatas adalah komunikasi persuasif. Dengan melaksanakan human relation itu
pimpinan organisasi atau pimpinan kelompok dapat melakukan komunikasi dengan
para karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja
bersama-sama, sehingga hasil yang diperoleh dapat memuaskan. disamping para
karyawan bekerja dengan hati puas.
Hubungan manusiawi memiliki pengaruh yang besar dan menembus kehidupan organisasi, karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Hubungan manusiawi memiliki pengaruh yang besar dan menembus kehidupan organisasi, karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Bila kondisi untuk hubungan
interpersonal yang baik hadir, kita juga cenderung menemukan respons-respons
positif terhadap pimpinan, sikap tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan
organisasi, kepekaan terhadap perasaan pegawai, dan kesediaan untuk berbagi
informasi. Semua ini adalah prasyarat untuk komunikasi ke atas dan ke bawah
yang efektif, agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat
meningkatkan semangat kerja yang akan mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.
Peran Human Relation dalam
Peningkatan Karir
Seperti
dijelaskan diatas, kunci dari kegiatan Human Relations adalah motivasi yang
dapat mendorong kinerja karyawan, seorang pimpinan harus dapat memahami
kebutuhan karyawan dan harus menyesuaikan penghargaan yang diberikan kepada
karyawan tersebut, seperti : gaji yang layak, pemberian cuti, dan promosi
jabatan bagi karyawan. Peningkatan karir dalam kaitannya dengan Human Relations
adalah sebagai motivasi bagi karyawan, dengan demikian karyawan akan menunjukan
loyalitasnya kepada perusahaan dengan bekerja secara maksimal
Peningkatan
karir yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempengaruhi organsasi
dan kinerja karyawan, dimana peningkatan karir merupakan pendekatan formal yang
dilakukan organisasi atau perusahaan untuk menjamin orang-orang yang ada
didalamnya mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta pengalaman yang cocok
ketika dibutuhkan, oleh karena itu. Sebuah organisasi perlua mengelola karir
dan mengembangkannya agar produktivitas karyawan tetap terjaga dan mampu
mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik dan menghindari
frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja perusahaan, pengelolaan dan
pengembangan karir akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya
manusia yang dapat menumbuhkan komitmen yang kuat dan meningkatkan kinerjanya
dalam upaya mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Karyawan yang mempunyai kesempatan yang tinggi dalam meningkatkan karirnya akan merangsang motivasinya untuk bekerja lebih baik. Perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam pengembangan karir karyawannya akan mempunyai kinerja dan kemauan karyawan untuk berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan dan perilaku dalam melakukan pengembangan, dimana hal tersebut akan meningkatkan kinerjanya.
Jika dalam sebuah organisasi tidak memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan dan pengembangan karir maka akan muncul ketidakpuasan dari karyawan terhadap kinerja pimpinan perusahaan dan produktivitas organisasi akan berjalan lambat karena karyawan merasa kesempatan untuk mendapatkan jenjang karir didalam organisasi.
Jadi, pengembangan karir merupakan hal yang
penting untuk mendorong kinerja karyawan,
Dalam dunia kerja yang selalu
berupaya untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, biasanya individu yang
terlibat dalam dunia perusahaan itu dituntut selalu progresif dalam hal apapun.
Sehingga tidak jarang kita lihat banyaknya perusahaan mencoba membangun
kesepahaman antara pihak perusahaan maupun stakeholder sebagai usaha dalam
membangun korelasi psikologis antara pihak yang terkait.
Human Relation secara teori bukanlah
bagian dari kajian sosial, akan tetapi merupakan praksis psikologi sosial dalam
bentuk komunikasi antar personal. Dan manusiawi sekali ketika kita membedah
tentang relasi. Apalagi relasi yang kita kaji cukup pragmatis sekali. Yaitu
relasi sebagai upaya untuk memenuhi eksistensi dan daya tahan perusahaan atau
organisasi sebagai wadah manusia untuk bertahan sebagai entitas yang korelatif
dan saling membutuhkan. Tidak jarang relasi manusiawi atau human relation
dijadikan cara untuk mempertahankan apa yang harus dipertahankan manusia itu
sendiri. Seperti perusahaan membangun relasi untuk mencoba menjaga stabilitas
produksi perusahaan, dan berupaya seprogresif mungkin.
Ranah praksis relasi manusiawi inilah yang
menjadi bentuk strategi komunikasi organisasi yang diupayakan oleh kegiatan
public relation Public Relation dengan tujuan dasar untuk membangun dan
mempertahankan citra terhadap khalayak internal maupun eksternal perusahaan
tidak serta merta dibangun atas dasar komunikasi struktural dan seremonial.
Karena pada umumnya selama ini masih
mengedepankan langkah yang kooptatif dan diskoperatif. Langkah sentra yang
dibangun seharusnya tidak hanya secara komunal atau kelompok, tapi perlu upaya
pendekatan secara individual dan kultural. Antara human relation dan public
relation mempunyai kata kunci yang sama. Yaitu sama-sama membangun relasi. Yang
membedakan satu sama lain adalah human relation lebih demokratis dan cultural
dan tidak terstruktur, namun sangat dalam dan menjiwa.
Sedangkan public relation bentuk
komunikasinya adalah perusahaan atau orang yang berkepentingan cenderung aktif
dan struktural dan tidak mendalam. Human relation mempunyai peran besar untuk
membantu kinerja seorang public relation dalam mempertahankan citra perusahaan
atau sebuah organisasi. Human relation tidak hanya penting bagi strategi public
relation, akan tetapi human relation juga mempengaruhi daya produksi perusahaan
atau organisasi.
Manusia yang bekerja dalam
perusahaan, dan manusia yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan bukanlah
sebuah robot yang tanpa naluriah dan beban psikologis. Ketika karyawan merasa
tidak nyaman dan terintimidasi, maka secara drastis kemampuan berfikir dan daya
kerja optimal mereka hilang begitu saja. Akhirnya frustasi sosial lantaran
tuntutan pekerjaan yang terlalu berlebihan dan komunikasi internal perusahaan
yang agresif sehingga memungkinkan terjadinya perselisihan yang akibatnya berefek
domino terhadap perusahaan.
Oleh sebab itu perlu adanya stimuli
dan motivasi sebagai praktik hubungan manusiawi dengan memanusiakan manusia.
Jika dalam relasi butuh kasih sayang, maka dengan kasih sayang kita bekerja.
Dalam relasi kita butuh untuk saling menghargai maka pola saling menghargai
kita budayakan dalam internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Bentuk
aplikasi human relation adalah kepedulian (charity) dan tanggung-jawab
(responsibility). Kegiatan Corporate Social Responsibolity yang dilakukan
perusahaan merupakan langkah awal bagaimana perusahaan membangun hubungan
manusiawi dengan masyarakat atau konsumen.
Oleh sebab itu citra perusahaan lebih
tergantung bagaimana seorang PR mampu memengaruhi persepsi khalayak. Untuk itu
pada saat ini human relation merupakan bentuk strategi yang paling jitu untuk
mendongkrak kinerja public relation.
TOLAK
UKUR MOTIVASI KERJA
Dalam menilai motivasi kerja
sesorang, maka para manajemen membuat tolak ukur dalam melakukan
penilaiannya.Berikut adalah beberapa tolak ukur dalam menentukan motivasi :
1.
Tinggi, motivasi kerja tinggi
apabila bawahan memiliki disiplin kerja yang tinggi, mempunyai tanggung jawab
yang besar terhadap pekerjaan serta menghasilkan kualitas hasil pekerjaan yang
sangat memuaskan bagi atasan.
2.
Sedang, motivasi kerja sedang
apabila bawahan kurang memiliki disiplin kerja, kurang mempunyai tanggung jawab
yang besar terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang kurang
memuaskan bagi atasan.
3.
Rendah, motivasi kerja rendah
apabila bawahan tidak memiliki disiplin kerja, tidak memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang tidak
memuaskan bagi atasan
Dalam memberi motivasi
memang tidak mudah. Pada umumnya pegawai-pegawai mempunyai latar belakang,
pengalaman, harapan, keinginan, ambisi, dan lain-lain yang berbeda. Mereka melihat peristiwa-peristiwa
atau kejadian-kejadian dari berbagai sudut
pandang yang berlainan, dan reaksi-reaksi mereka terhadap pekerjaan,
terhadap pegawai satu sama lain, dan terhadap pekerjaan, terhadap pegawai satu
sama lain, dan terhadap lingkungan mereka. Dalam sebuah organisasi,
kepemimpinan adalah merupakan ujung tombak keberhasilan suatu organisasi,
karena organisasi yang dipimpin oleh pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang
mengetahui kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya baik itu kebutuhan manusia secara fisiologis
atau secara psikologis, karena kepemimpinan merupakan salah satu alat bagaimana
mempengaruhi orang lain dalam suatu organisasi, dan bagaimana orang bertingkah
laku sehingga dengan kepemimpinan yang baik diharapkan akan meningkatkan
motivasi kerja orang-orang yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin harus
selalu lebih mengetahui terhadap bawahannya sebab dalam kehidupan organisasi
diperlukan adanya kerjasama atau saling ketergantungan antara anggota-anggota
kelompok pemimpin perlu berorientasi kepada
bawahan. Motivasi merupakan bagian dari human relations untuk bagaimana
meningkatkan sumber daya manusia yang ada dalam diri seseorang, sehingga
seseorang yang diberi motivasi dapat bekerja lebih keras, berusaha mencari
tingkat tanggung jawab, bekerja tepat waktu sesuai jadwal yang telah
ditentukan, dan melakukan pekerjaannya dengan professional
Faktor
Penghambat Human Relation dalam perusahaan
1. Hambatan
Bersifat Objektif
Hambatan
yang sifatnya objektif adalah gangguan dan halangan terhadap jalannya human
relation yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan
oleh keadaan yang tidak menguntungkan dan tidak mendukung. Contoh hambatan
bersifat objektif antara lain: gangguan cuaca terhadap jalannya pidato radio,
gangguan lalu lintas terhadap ceramah di sebuah tempat tepi jalan raya dan lain
sebagainya.. Rintangan atau hambatan yang bersifat objektif ini mungkin pula
disebabkan oleh kurangnya kemampuan berkomunikasi misalnya “field of
experience” yang tidak “in tune” antara komunikator dan komunikan, approach
penyajian yang kurang baik, timing yang tidak cocok, penggunaan media yang
keliru, dan sebagainya.
2. Hambatan Bersifat
Subjektif’
Hambatan yang bersifat subjektif ialah yang
sengaja dibuat oleh orang lain sehingg merupakan gangguan, penentangan terhadap
suatu usaha komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan
karena adanya pertentangan kepentingan, prejudice, tamak, iri hati, apatisme
dan sebagainya. Faktor kepentingan dan prasangka merupakan faktor yang paling
berat karena usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator ialah mengadakan
komunikasi dengan orang-orang yang jelas tidak menyenangi komunikator atau
menyajikan pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau isinya yang
mengganggu suatu kepentingan yang bersangkutan.
Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan
suatu bentuk komunikasi yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan
pendidikan, atau kepentingannya maka orang tersebut biasanya mencemoohkan
komunikasi tersebut atau mungkin pula mengelakkan dan secara acuh tak acuh
mendiskreditkan pesan komunikasi sebagai hal-hal yang sukar dan tidak dapat
dimengerti oleh penerima pesan. Gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu
komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi,
dinamakan evasion of communication. Selain bersifat objektif dan subjektif
hamabatan yang ada di dalam human relation (hubungan bermasyarakat) juga di
dorong dengan factor pendukung lainnya yang bersifat negative. Faktor pendukung
negative tersebut biasanya terjadi karena adanya masalah yang mengakibatkan
hambatan di dalam komunikasi. Berikut adalah beberapa masalah yang sering terjadi
di dalam human relation :
a.
Ketidakpahaman
Peran Para pegawai belum memahami peran dan wewenang staff HRD dalam memberikan penjelasan yang benar tentaang peran
masing-masing pegawai.
b.
Konflik
Tanggung Jawab Pegawai terbuka tentang kondisinya dan staff HRD tulus mendengarkan keluhan yang disampaikan
pegawai.
c.
Perbedaan
Status Salah satu pegawai merasa mempunyai kemampuan lebih, menyebabkan pegawai
yang lain lebih merasa canggung , komunikasi ini berlangsung searah dan
otoriter.
d.
Perbedaan
Persepsi Penggunaan istilah dan bahasa pegawai yang tidak dipahami pegawai lain
menjadi masalah komunikasi yang umum terjadi.
Fungsi Human Relation dalam kepemimpinan dan Tujuan
Human Relations
Fungsi Human Relations bagi
organisasi dan pelaksanaannya adalah identik dengan maksud dan tujuan
dijadikannya Human Relations seperti yang telah dikemukakan oleh H.R Danan
Djaja :
- Mencegah salah pengertian antara pimpinan dan bawahan
- Mengembangkan kerjasama antara pimpinan dengan bawahan
- Dapat membentuk suatu kelompok kerja atau group dynamic atau team work yang efektif.
- Mengarahkan individu dalam kelompok kepada satu tujuan. (Djaja, 1985 : 63)
Dari
hal diatas dapat disimpulkan bahwa Human Relations tidak lepas dari individu
yang harus menjalankan fungsinya dengan mengikuti peraturan-peraturan yang
berorientasi kepada pencapaian sasaran. Pencapaian sasaran ini memungkinkan
orang bekerja dengan memperoleh kepuasan dari hasilnya. Kemudian Keith Davis
memberikan pengertian Human Relations ditinjau dari sudut Pimpinan yang
mempunyai tugas memimpin kelompoknya dan mempertanggung jawabkannya yang
dikutip oleh Oemi Abdurrachman, yaitu:
”Human Relations adalah interaksi
dari orang-orang kedalam suasana kerja dengan memotivasi , mereka akan bekerja
bersama-sama secara produktif, kooperatif dengan kepuasan baik mengenai segi
ekonominya maupun psikologi dan sosialnya. Human Relations yang efektif adalah
usaha untuk memenuhi kebutuhan orang-orang itu, memberikan kepuasan pada mereka
dengan batas-batas kemampuan badan itu”.
(Abdurrachman, 1993:81)
Dalam
pengertian Human Relations tersebut tercermin adanya kehendak agar segenap
aktivitas menyatu padukan manusia dengan pekerjaan di dalam suatu organisasi
memungkinkan berkembangnya diri manusia sepenuhnya. Sehingga antara manusia
dalam melaksanakan pekerjaannya terdapat hubungan timbal balik yang bermanfaat.
Hal ini juga merupakan suatu kegiatan hubungan antara pimpinan dengan bawahan
di dalam suatu organisasi untuk bekerjasama, agar kebutuhan psikologisnya serta
kebutuhan sosial psikologisnya dapat terpenuhi. Oleh karena itu di dalam
melaksanakan tugas-tugas organisasi dapat dilaksanakan tanpa merasa kekurangan
pemenuhan kebutuhannya, yang pada gilirannya dapat melaksanakan tugas-tugas
dengan baik, hingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.
Dalam interaksi atau dalam hubungan
tersebut, terdapat ciri hakiki Human Relations yakni bahwa pengertian Human
Relations dalam makna proses rohaniah pemimpin dengan bawahan dan sebaliknya
antara bawahan dengan bawahan yang lain untuk mendapatkan kepuasan hati,
semangat kerja, kerjasama moral serta disiplin yang tinggi dari para pegawai,
sehingga dapat dicapai produksi yang tinggi. Apabila tujuan tersebut dapat
tercapai, berarti orang-orang dalam organisasi itu benar-benar bekerjasama
dengan tujuan dan dorongan bersama.
“Hubungan manusiawi dapat dilakukan
untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian
dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia.” Demikian kata R.F.
Maier dalam bukunya, Principle of Human Relation.
Dalam derajat intensitas yang tinggi, hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya. Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan, apalagi jika jumlahnya banyak ini akan mengganggu jalannya organisasi akan menjadi rintangan bagi tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Tidaklah bijaksana jika seorang pemimpin menangani pegawai yang frustasi dengan tindakan kekerasan.
Dalam derajat intensitas yang tinggi, hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya. Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan, apalagi jika jumlahnya banyak ini akan mengganggu jalannya organisasi akan menjadi rintangan bagi tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Tidaklah bijaksana jika seorang pemimpin menangani pegawai yang frustasi dengan tindakan kekerasan.
Di sinilah pentingnya peranan hubungan
manusiawi. Dia harus membawa penderita dari problem situation kepada problem
solving behaviour.
Dalam menerapkan human relation, seorang pemimpin harus memperhatikan beberapa prinsip agar pencapaiannya dapat maksimal. Di antaranya adalah :
Dalam menerapkan human relation, seorang pemimpin harus memperhatikan beberapa prinsip agar pencapaiannya dapat maksimal. Di antaranya adalah :
• Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan individu di dalam organisasi tersebut.
• Suasana kerja yang menyenangkan.
• Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.
• Manusia bawahan bukan mesin.
• Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang maksimal.
• Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.
• Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.
• Alat perlengkapan yang cukup.
• “The right man in the right place”.
• Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan.
Human Relation dalam Meningkatkan
motivasi kerja Kunci aktivitas
human relations adalah memotivasi.
Dengan demikian, dalam kegiatanhuman
relations yang berinteraksi di dalamnya harus mampu memotivasi agar dapat
mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dengan cara berkomunikasi yang bersifat manusiawi yang
pada akhirya mereka mau bekerja, bergerak, atau melakukan seuatu sehingga
menimbulkan kepuasan pada kedua belah
pihak. Jadi, sebuah komunikasi yang terjadi baru bisa dikatakan sebagai
sebuah Human relations apabila,dalam komunikasi tersebut kedua belah pihak
saling berinteraksi, berkomunikasi, dan
memberikan kepuasan batin serta kebahagiaan bagi kedua belah pihak tersebut.
Dalam hubungannya dengan manajemen
sumber daya manusia, komunikasi yang dalam hal ini human relations bukan hanya
sekedar berarti pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi lebih jauh dari itu.
Human relations juga bertujuan mengembangkan potensi sumber daya manusia.
Sesuai dengan tujuan tersebut, pengembangan potensi pegawai dalam suatu perusahaan
tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi dan prestasi kerja seorang
pegawai melalui human relation. Seorang pegawai yang termotivasi baik, akan
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.
Jika seorang pegawai termotivasi dengan
baik, maka akan menunjukkan suatu perusahaan yang berjalan efektif dan hal ini
merupakan kunci sukses bagi seorang atasan dalam membina perusahaan yang
dipimpinnya. Ada lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam kaitan human
relations
terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan untuk
mencapai tujuan organisasi, kelima hal tersebut antara lain :
1.Tersedianya umpan balik dan proses
mendengarkan yang efektif.
2.
Adanya kesungguhan hati dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3.Dapat
memahami kebutuhan-kebutuhan pegawai bawahan.
4.Penggunaan
waktu secara tepat dan efektif.
5.Mempergunakan
saluran komunikasi yang tepat
Disadari atau tidak Human relations dapat
memberi pengaruh-pengaruh positif dan negatif terhadap motivasi kerja
seseorang. Teknik-teknik yang kurang tepat yang digunakan oleh seorang atasan
dalam berkomunikasi dengan bawahannya (komunikasi vertikal) akan berakibat
menurunnya motivasi kerja bawahannya. Hal ini dapat terjadi karena motivasi
berhubungan erat dengan implikasi-implikasi yang diterima sebagai hasil suatu
komunikasi. Adapun komunikasi horizontal dalam berkomunikasi yaitu berupa koordinasi tugas, penyelesaian
masalah, pembagian informasi, dan resolusi konflik.
Human relation sering diartikan
komunikasi. Maka berikut ini adalah proses komunikasi :
Dalam proses praktik human relation di
dunia kerja adanya komunikasi antara manager batau atasan employe atau pekerja.
Manager di tuntut untuk mempunyai cara bagaimana memanusiakan manusia
,bagaimana memperlakukan karyawannya dengan pantas sebagaimana manusia. Maka
dibutuhkanlah PR dalam dunia pekerjaan sebagai alat penyambung komunikasi
antara atasan dan bawahan. Bukan berpihak pada menejer ataupun pada karyawan
atau employe,tetapi sebagai penengah dan penyambung lidah atara keduanya.
Perspektif dan Berbagai Konflik
dalam Human Relations
• Para pakar yang meneliti tentang
Human Relations Approach mengungkapkan bahwa Human Relations Approach khususnya
memfokuskan pada kinerja kelompok, dan merupakan suatu kondisi dimana suatu
hubungan berkembang dan berperan. (Conrad and Poole 2004)
• Melalui tekanan yang ada pada
human relations approach, tidak heran apabila konflik merupakan perhatian yang
cukup besar bagi para pakar human relations approach. Dari perhatian tersebut
timbul berbagai sistem untuk mengidentifikasi berbagai gaya ataupun strategi
manusia yang digunakan dalam sebuah konflik serta menentukan cara yang efektif
di berbagai situasi konflik yang berbeda.
• Adapun Blake and Mouton (1964) dan
Jay Hall (1969) yang mengidentifikasi lima perbedaan dalam suatu konflik.
Klasifikasi yang mereka bentuk didasarkan pada dua komponen konflik yang
mendasar, yakni assertiveness (ketegasan) dan cooperativeness (kerjasama).
KESIMPULAN
- Hubungan Antar Manusia ( Human Relation ) adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
- Human Relation merupakan jembatan penghubung yang menghubungkan antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan dan bawahan dengan bawahan. Untuk menciptakan kepuasan dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
- Dengan kemampuan human relation yang baik seorang pimpinan akan dapat memecahkan masalah para karyawannnya.
- Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi,
- Human Relation adalah komunikasi persuasif. Dengan melaksanakan human relation itu pimpinan organisasi atau pimpinan kelompok dapat melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga hasil yang diperoleh dapat memuaskan.
- Human relation dalam organisasi merupakan hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
- Human Relation memegang peranan penting dalam hubungan internal karena dapat memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam organisasi. Benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi, bukan hanya pimpinan dengan karyawan. Tetapi juga karyawan dengan karyawan yang berpotensi mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan.
- Pengembangan karir merupakan cara untuk memotivasi karyawan untuk mendapatkan loyalitas karyawan dalam bekerja sehingga produktivitas karyawan meningkat.